Banyak orang menyerah terlalu cepat pada impian mereka, dengan kedok pragmatis. Bukan berarti pragmatisme itu salah, tetapi tidak boleh keluar dari konteks. Pragmatisme bukanlah jalan keluar untuk menghindari kerja keras yang dibutuhkan untuk mewujudkan impian. Ini adalah proses pembuatan mimpi yang penting, yang membantu kita mengenali apa yang penting, berharga, dan memenuhi impian kita. Ini adalah pragmatisme yang memisahkan khayalan dari yang bisa dilakukan, kemudian merencanakan rute terbaik menuju kesuksesan (realisasi mimpi). Apakah itu Mother Theresa, Bill Gates, atau Oprah Winfrey, mimpi tetaplah mimpi sampai pragmatis terbangun di dalamnya.

Namun, orang masih menghindari mimpi mereka dengan kedok pragmatisme. Saya mendengar orang berkata, “Saya akan menjadi (isi bagian yang kosong), karena itu memberi saya (isi bagian yang kosong). Ini umumnya merupakan pengejaran praktis berdasarkan penalaran yang masuk akal, tetapi tidak memiliki hati, visi, atau hasrat. Orang, keadaan, dan pengalaman mengelabui kita untuk menjadi dokter, insinyur, atau wiraswasta, karena kedengarannya praktis dan bergaji tinggi, alih-alih secara pragmatis memeriksa impian dan bakat kita untuk kejelasan eksekusi.Menjadi pemimpi pragmatis akan memberikan wawasan tentang apa yang memberi kita pemenuhan, membantu orang lain, dan membawa perubahan radikal di dunia (Bunda Theresa, Bill Gates, Oprah Winfrey) Kecuali jika Anda mengisi kekosongan dengan sesuatu yang berarti, yah, hidup hanyalah satu kekosongan besar!

Ribuan, mungkin jutaan, mengalami lubang menganga dalam keberadaannya, karena mereka mengambil pragmatisme di luar konteks. Mereka bahkan mungkin menatap bintang-bintang dan bertanya-tanya, “Mengapa saya tidak terpenuhi.” Bintang-bintang berkomentar, “Karena Anda telah meninggalkan harapan dan impian Anda di sini. Alih-alih menyaring impian dan hadiah Anda ke dalam rencana yang bisa diterapkan, Anda telah meninggalkannya untuk kehidupan praktis perbudakan yang tidak memberi Anda apa-apa selain gelembung yang aman dan tanpa kegembiraan. dari aktivitas yang hampir tidak berarti mengapung dalam kelesuan hidup. Bangkitkan pragmatis dan berikan struktur pada mimpi yang akan memberi Anda kehidupan.”

Kalau dipikir-pikir, banyak penemuan hari ini dibangun oleh pemimpi pragmatis. Pertimbangkan layanan dan produk yang kita konsumsi secara teratur yang memberi kita kegembiraan, kenyamanan, atau kepuasan. Semuanya dimulai sebagai usaha yang aneh, konyol, atau berisiko, seperti penerbangan, listrik, mobil, dll. Mimpi adalah inti dari kehidupan. Namun, mimpi hanyalah mimpi tanpa pragmatisme yang sehat juga. Seperti lagu anak-anak, “… Meriah, riang, riang, riang, hidup hanyalah mimpi.” Jadilah pemimpi pragmatis dan berikan substansi pada impian Anda.