Attention Deficiency Disorder (ADD) atau Attention Deficiency and Hyperactivity Disorder (ADHD) mungkin tidak membunuh Anda, tetapi efek buruknya bisa bertahan seumur hidup. Meskipun ada berbagai kemungkinan penyebab ADHD sejak lahir, membiarkan anak Anda terlalu banyak menonton televisi pada usia dini juga dapat meningkatkan kemungkinan anak Anda mengalami kondisi ini. Kesimpulannya, televisi memang berkontribusi terhadap ADD dan ADHD.

Apa itu ADD atau ADHD?

Karena penyebab ADD atau ADHD tidak diketahui, semua anak rentan terhadap kondisi ini. Ketika anak Anda menderita ADD atau ADHD, ia mungkin menderita kesulitan konsentrasi, impulsif, daya ingat, organisasi, mengikuti instruksi, dan tentu saja, perhatian dan hiperaktif.

Juga tidak ada obat yang diketahui untuk ADD atau ADHD, meskipun ada obat dan perawatan yang tersedia di pasaran untuk membantu orang mengelola kondisinya. Namun demikian, anak-anak yang telah didiagnosis menderita ADD atau ADHD harus mengharapkan kondisi mereka tetap bersama mereka seumur hidup.

Peran yang Dimainkan Televisi pada ADD atau ADHD

Meskipun orang-orang pada awalnya bergembira atas penemuan televisi yang luar biasa pada tahun 1928, secara bertahap hal itu dianggap semakin negatif karena pengaruhnya terhadap anak-anak menjadi jelas.

Terlalu banyak menonton televisi biasanya disalahkan karena menyebabkan anak-anak menjadi malas, gemuk, dan kasar. Istilah “sofa kentang” diciptakan untuk merujuk pada individu yang tampaknya tidak pernah meninggalkan sofa karena terlalu banyak menonton televisi. “Kentang sofa” ini kemudian cenderung menjadi malas dan menambah berat badan karena pilihan hobi mereka yang tidak banyak bergerak.

Orang-orang, terutama anak-anak, juga cenderung meniru apa yang mereka lihat dan itulah sebabnya sering menonton film atau program kekerasan dapat memberi mereka kecenderungan kekerasan.

Namun, ini bukan satu-satunya efek negatif yang disebabkan oleh terlalu banyak menonton televisi. Para peneliti juga menemukan bahwa terlalu banyak menonton televisi untuk anak-anak berusia antara satu dan tiga tahun dapat menyebabkan mereka mengalami masalah perhatian ketika mereka berusia tujuh tahun atau memasuki sekolah dasar. Ini juga meningkatkan peluang sebesar sepuluh persen untuk anak-anak yang mengembangkan ADHD.

Tips Menyeimbangkan Paparan Televisi untuk Menghindari ADD atau ADHD

Anak Anda tidak perlu menjalani kehidupan yang sepenuhnya bebas dari televisi selama sisa hidupnya, tetapi Anda perlu memantau jam-jam yang dia habiskan untuk menonton televisi setiap hari untuk mengurangi kemungkinan terjadinya ADD atau ADHD.

Para dokter setuju dengan pernyataan bahwa tayangan televisi tidak bermanfaat bagi anak di bawah usia dua tahun. Dalam fase kehidupan anak Anda ini, ia harus fokus mengembangkan dan mengasah kemampuan fisik dan mentalnya, yang keduanya dapat sangat terhambat oleh paparan televisi sejak dini.

Jangan gunakan pesawat televisi sebagai pengganti pengasuh anak. Televisi mungkin membuat anak Anda diam dan aman di dalam rumah Anda selama berjam-jam, tetapi hal itu lebih merugikannya daripada kebaikannya. Jika Anda tidak punya waktu untuk menghibur atau merawatnya, pekerjakan pengasuh yang bisa menghibur anak Anda dengan membaca buku, bermain game akademik interaktif, dan berbagai hobi dan kegiatan kerajinan.

Anda dapat mulai membiarkan anak Anda menonton televisi antara usia tiga dan lima tahun. Faktanya, paparan televisi pada usia ini dapat meningkatkan kinerja skolastik, asalkan Anda membiarkan dia menonton program yang tepat tentunya.

Waspadai apa yang anak Anda tonton di televisi. Sementara kebanyakan orang tua mengkategorikan program berdasarkan konten dan nilai, Anda juga harus mempertimbangkan pengeditan dan kecepatan acara. Kadang-kadang, acara televisi dibuat dengan pengeditan dan perkembangan adegan yang sangat cepat sehingga anak Anda akhirnya berfokus sepenuhnya pada acara tersebut. Itu tidak berarti dia mengerti segalanya, tapi itu pasti menarik perhatiannya.

Proses ini disebut refleks orientasi, dan ini bisa membuat anak Anda menjadi tidak sabar, bosan, dan frustrasi saat dihadapkan pada penundaan yang tak terhindarkan di dunia nyata.

Oleh karena itu, penting untuk menggunakan kontrol dan otoritas Anda sejak dini sehubungan dengan apa dan kapan anak Anda harus menonton televisi. Hindari membiarkan dia menonton program yang tidak hanya bersifat kekerasan tetapi juga terlalu banyak menggunakan refleks orientasi dalam pengeditannya.

Terakhir dan yang paling penting, habiskan waktu berkualitas dengan anak Anda sehingga dia tidak perlu menggunakan televisi untuk hiburan sepanjang waktu. Terus-menerus menguji dan mengasah keterampilan perhatian dan fokusnya melalui permainan dan mengajarinya pentingnya interaksi dengan anak-anak lain. Dengan cara ini, televisi tidak akan menyebabkan ADD atau ADHD berkembang.